Jakarta, infoberitadunia– Kematian anak kembar berusia 12 tahun yang tewas karena serangan Pakistan membuat warga satu kota berkabung.ย
Kota itu telah diserang berulang kali ketika konflik India-Pakistan memanas dalam dua pekan terakhir. Bentrokan terbaru antara kedua negara ini adalah yang terburuk dalam beberapa dekade dan telah menewaskan lebih dari 60 warga sipil di kedua belah pihak.
Rameez belum menyadari bahwa anak-anaknya sudah meninggal.
Sebagian besar penduduk mengungsi pada Rabu malam dengan mobil, bus, dan bahkan berjalan kaki.
Saat keluarga si kembar meninggalkan rumah mereka pada hari itu, ibu mereka kembali sebentar untuk mengambil barang yang tertinggal.
Mereka sebenarnya bukan warga asli Poonch. Keluarga kecil itu pindah dari suatu desa agar si kembar dekat dengan sekolah.
“Kami menyesali keputusan itu,” kata Fiaz Diwan, 30, seorang teman keluarga dan mantan tetangga di desa Chaktroo kepada AFP.“Berita kematian mereka sangat mengejutkan, tidak dapat dipercaya,” kata Diwan. “Mereka mungkin masih hidup jika bukan karena keinginan orang tua mereka untuk memberi mereka pendidikan dan masa depan terbaik.”
Kematian si kembar telah menyatukan berbagai komunitas yang bergulat dengan kehilangan dan kehancuran di Poonch.Poonch adalah kota dengan kumpulan komunitas, mulai dari pemeluk Hindu, Sikh, dan Muslim.
Kompleks kuil Sikh dan Hindu juga rusak akibat insiden penembakan.Menteri Luar Negeri India Vikram Misri pada Jumat mengangkat topik kematian si kembar dan menuduh Pakistan “menargetkan dan menembaki tempat-tempat ibadah dengan rencana tertentu”.“Ini termasuk Gurdwara (kuil Sikh), biara-biara ini, dan kuil-kuil (Hindu). Ini adalah titik terendah baru, bahkan untuk Pakistan.”