Infoberitadunia.com – Kisah pernikahan beda usia kembali menyita perhatian publik. Ngatimin (64) dan Satinem (89), dua lansia asal Dusun Sawit Lor, Desa Pucanganom, Kecamatan Giritontro, Wonogiri, resmi menikah pekan lalu setelah dua tahun menjalin hubungan.
Meski terpaut 25 tahun, cinta keduanya membuktikan bahwa kebahagiaan tak mengenal usia. Malam pertama mereka diwarnai dengan obrolan hangat tanpa rencana khusus.
Awal Mula Kisah Cinta: Dari Sawah Menjadi Ikatan Sejati
Pertemuan Ngatimin dan Satinem bermula saat Ngatimin bekerja di sawah yang letaknya tak jauh dari rumah Satinem. Ia sering melihat Satinem mencari rumput untuk ternak kambingnya. Rasa empati pun tumbuh saat melihat Satinem berjalan dengan beban berat.
“Setiap hari saya lihat dia cari rumput, bawa beban kambing, hati saya tidak tega. Setelah dua tahun saling mengenal, akhirnya saya ajak menikah,” ujar Ngatimin pada Sabtu (7/12/2024).
Alasan Satinem Mau Menikah: Melepaskan Diri dari Kesepian
Satinem menerima lamaran Ngatimin karena merasa diperhatikan selama dua tahun terakhir. Kehadiran Ngatimin membawa kebahagiaan dan membebaskannya dari kesepian yang sering dirasakan di usia senja.
“Saat sakit malam-malam, tidak ada yang tahu atau membantu. Karena itulah saya memutuskan untuk menikah,” tutur Satinem.
Meskipun awalnya kesulitan biaya, Satinem tetap bertekad melangsungkan pernikahan. Ia bahkan rela meminjam uang tetangga demi menyempurnakan hari bahagianya.
Pernikahan Viral di Media Sosial
Kisah pernikahan Ngatimin dan Satinem menjadi viral di media sosial seperti Instagram dan TikTok. Banyak netizen yang terharu dengan kisah cinta tulus mereka yang sederhana namun penuh makna.
Pernikahan mereka di KUA Giritontro pada Selasa (3/12) menjadi bukti bahwa cinta sejati tak memandang usia dan status. Bagi Ngatimin, ini adalah awal babak baru setelah 45 tahun menjanda.
Pesan Cinta Sejati di Usia Senja
Kisah Ngatimin dan Satinem bukan hanya sekadar pernikahan biasa, tetapi juga pelajaran tentang kasih sayang, kepedulian, dan keberanian untuk memulai hidup baru. Mereka membuktikan bahwa kebahagiaan tidak harus rumit – cukup dengan perhatian tulus dan rasa saling memiliki.
Dengan kisah ini, masyarakat diajak untuk menghargai cinta dan keberanian pasangan lansia yang memilih untuk saling melengkapi di masa tua.