oleh

Miris! Siswa Kelas 2 SD di Riau Meninggal Dunia karena Dirundung dan Dianiaya Temannya

-Berita, kriminal, Viral-16 Dilihat

Infoberitadunia Seorang bocah SD di Riau meninggal dunia usai diduga menjadi korban perundungan dari teman-temannya.

Korban berinisial KB, 8, yang masih duduk di kelas 2 SD di Kecamatan Seberida Kabupaten Indragiri Hulu Riau diduga meninggal tak wajar.
Ia mengalami luka lebam dan sempat dilarikan ke rumah sakit setelah dipukuli oleh lima orang kakak kelasnya.

KB dasar Orang tua korban mengambil langkah hukum dengan melaporkan teman-teman sebaya korban yang sebelumnya terlibat cekcok dan diduga menganiaya korban.

Ayah korban Gimson Beni Butarbutar mengungkap anaknya sudah sering mengalami perundungan karena latar belakang suku dan agama yang berbeda dengan kebanyakan temannya.

“Seminggu yang lalu, dia itu sudah sering di- bully. Dibilang suku ini, agama ini. Itu sebelum dia sakit. Itu biasalah karena mereka namanya anak-anak sekolah,” ujar Gimson Beni Butarbutar.

Dari hasil pemeriksaan sementara, ditemukan beberapa tanda kekerasan pada jenazah KB. Mayat anak laki-laki itu menunjukkan adanya memar pada perut sebelah kiri bagian bawah dan tungkai atas sebelah kiri sisi depan.

Selain itu, ditemukan pula resapan darah pada jaringan lemak di bawah kulit daerah perut, yang mengindikasikan adanya kekerasan tumpul.

MUI buka suara terkait kasus perundungan ini

Kasus perundungan yang dialami siswa kelas 2 SD di Riau hingga berujung maut itupun mendapat respons dari berbagai pihak. Apalagi, diduga ada unsur SARA di balik aksi perundungan itu.

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap insiden tragis ini.

“Kita sangat prihatin dengan adanya tindakan yang dilakukan oleh anak-anak didik kita yang masih belajar di tingkat SD, yang di luar batas-batas kewajaran. Sehingga menyebabkan sang anak sampai meninggal dunia,” ujar Anwar Abbas.

Anwar meminta agar semua pihak bisa menyelesaikan masalah perundungan ini dengan sebaik mungkin.

“Untuk itu kita harapkan pihak pemerintah, sekolah dan masyarakat serta keluarga dari korban dan keluarga dari para pelaku dapat menyelesaikan masalah ini dengan sebaik-baiknya,” tambahnya.

Lebih lanjut, Anwar menekankan pentingnya upaya pencegahan dari sekolah dan guru agar kejadian serupa tak terulang kembali di masa mendatang.

“Ke depan kita sangat mengharapkan agar peristiwa semacam ini tidak terulang lagi karena hal tersebut benar-benar mencoreng dunia pendidikan kita,” lanjutnya.

Dia juga menyerukan agar peningkatan kewaspadaan dilakukan di seluruh sekolah. Sehingga kejadian serupa tidak lagi terjadi.

“Kita berharap agar pihak guru dan sekolah, tidak hanya di sekolah yang bersangkutan tapi juga di sekolah-sekolah lain, agar benar-benar dapat meningkatkan kewaspadaannya. Sehingga diharapkan pihak guru dan sekolah akan dapat melakukan tindakan-tindakan yang bersifat preventif atau pencegahan,” pungkasnya.