oleh

Viral! Ibu Kantin Ngamuk di Brebes: Jajanan Siswa Dirusak, Padahal Tugas Sekolah

-Blog-58 Dilihat

Infoberitadunia Sebuah insiden memprihatinkan terjadi di MTs Nurul Huda, Losari, Brebes, saat seorang ibu kantin memarahi siswa karena membawa jajanan dari luar. Ironisnya, jajanan tersebut adalah bagian dari tugas Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan lil Alamin (P5RA). Insiden ini terekam kamera dan menjadi viral di media sosial.

Kronologi Kejadian di MTs Nurul Huda

Peristiwa terjadi pada Selasa (17/12) di sekitar ruang guru MTs Nurul Huda, Desa Kalibuntu, Kecamatan Losari. Menurut Kepala MTs Nurul Huda, Basuni, siswa sedang menunggu Bu Kholipah, guru pembina kegiatan P5RA, yang membawa produk makanan hasil karya siswa untuk dipamerkan.

Suasana menjadi tegang ketika ibu kantin bernama Sominah (70) tiba-tiba mendekati para siswa dan marah-marah tanpa alasan jelas.

“Ibu kantin mengeluarkan kata-kata kasar dan bahkan melecehkan siswa serta Bu Kholipah,” ujar Basuni.

Aksi Merusak Jajanan Siswa

Ketegangan memuncak saat Sominah merampas jajanan yang dibawa Bu Kholipah dan langsung membuangnya ke tanah. Jajanan yang menjadi bagian dari tugas sekolah itu rusak berserakan, membuat para siswa menangis sedih.

Rekaman video kejadian tersebut memperlihatkan produk jajanan siswa yang berserakan di tanah setelah dilempar oleh Sominah. Video ini menyebar luas di media sosial dan menuai banyak kecaman.

 

Kebiasaan Ibu Kantin yang Sering Marah

Menurut Basuni, perilaku Sominah bukanlah kejadian baru. Ibu kantin ini sering marah jika siswa membeli jajanan dari luar.

“Dia selalu memeriksa bungkus makanan. Kalau menemukan jajanan yang tidak dijual di kantinnya, dia langsung marah-marah,” jelas Basuni.

Penyelesaian Melalui Mediasi

Setelah insiden ini viral, pihak sekolah mengadakan mediasi yang melibatkan berbagai pihak, termasuk Kapolsek Losari, Camat Losari, Kades Kalibuntu, Kemenag Brebes, dan Pemkab Brebes. Sayangnya, Sominah tidak hadir dalam mediasi tersebut.

Refleksi atas Insiden Ini

Kejadian ini mencerminkan pentingnya komunikasi dan toleransi di lingkungan sekolah. Program P5RA bertujuan membentuk karakter siswa sesuai nilai Pancasila dan Rahmatan lil Alamin, namun insiden ini menunjukkan perlunya pendampingan lebih lanjut agar konflik semacam ini tidak terulang.