Tidak semua malaikat bersayap, terkadang ada juga yang membawa pisau bedah.
Prof. dr. Padmosantjojo, SpBS (K) bisa dikatakan sebagai wujud malaikat tersebut.
Ketika mendengar adanya kasus langka kelahiran bayi kembar siam dari keluarga kurang mampu di Tanjungpinang, dokter Padmo segera memeriksanya.
Tahun 1987 kembar siam dempet kepala Yuliana dan Yuliani sempat menarik perhatian masyarakat.
Kembar siam tempel kepala adalah anak dari pasangan Tularji dan Hartini.
Ana dan Ani mengalami kondisi dempet kepala vertikal di bagian ubun-ubunnya. Dempet kepala vertikal merupakan kasus langka dan sangat sulit dipisahkan.
Namun dr Padmosantjojo, seorang dokter bedah saraf di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta berani mengambil alih penanganan Ana dan Ani.
Pada tanggal 21 Oktober 1987, dr Padmosantjojo memimpin 40 dokter lain dan melakukan operasi selama kurang lebih 13 jam.
Operasi tersebut dikenal sebagai salah satu operasi paling rumit dalam sejarah kedokteran Indonesia.
Dokter harus memisahkan selaput otak (duramater) dan membelah pembulu darah vena (sinus sagitalis) di otak menjadi dua bagian.
“Pemisahan ini seperti membelah kertas uang, tanpa merusak gambar pada sisi masing-masing,” kata dokter Padmo.
Prof dr RM Padmosantjojo Sp.BS(K) merupakan seorang dokter spesialis bedah saraf. dr Padmosantjojo lahir di Kediri, 26 Februari 1938 .
Berkat dokter Padmo, kini kedua anak tersebut menjalani kehidupan normal. Yuliana menjadi seorang ahli nutrisi, sementara Yuliani menjadi dokter.
Yuliani-Yuliana adalah bayi kembar siam pertama yang dipisahkan di Indonesia.