oleh

Sedihnya Sang Ayah Terpaksa Menyerahkan 3 Anaknya ke Panti Asuhan karena Tak Sanggup Membiayai Lagi

-Berita, Viral-11 Dilihat

Infoberitadunia Tangis tak terbendung saat Huang Guowei berdiri di depan rumahnya di Perak, Malaysia. Di hadapannya tiga anak kecil menatap dengan mata basah. Mereka tahu perpisahan sore itu bukan perpisahan biasa.

Lelaki itu memeluk anak laki-lakinya erat, seolah tak ingin melepas. Bocah itu menangis dan merangkul kaki ayahnya. Di antara isak yang pecah, Huang berusaha memberi nasihat terakhir. Ia berpesan agar anaknya belajar sungguh-sungguh demi meraih cita-cita menjadi polisi.

Huang adalah seorang ayah tunggal. Hidupnya sederhana. Ia bekerja sebagai sopir truk di sebuah perusahaan konstruksi di Kuala Lumpur.
Setiap bulan ia hanya membawa pulang gaji 2.600 ringgit Malaysia. Uang itu pas-pasan untuk makan, apalagi membesarkan tiga anak yang masih kecil.

Sarapan hanya secangkir kopi. Siang ia cukup dengan sepotong roti. Malam baru ia makan nasi sederhana. Selama ini ia menghemat sebanyak mungkin demi membayar biaya hidup anak-anaknya di panti asuhan di Kuala Lumpur.

Namun beban itu terlalu berat. Biaya panti asuhan sebesar 300 ringgit per bulan sudah tak sanggup lagi ia tanggung. Maka dengan berat hati, ia memutuskan memindahkan ketiga anaknya ke panti asuhan Anshun Jaz Home di Perak. Di sana, anak-anaknya tidak perlu membayar biaya apapun.

Huang menikah dengan perempuan asal Vietnam pada 2016. Mereka memiliki tiga anak. Namun pada 30 Mei 2024, pengadilan mengesahkan perceraian mereka dan memberikan hak asuh kepada Huang. Sejak saat itu ia merawat anak-anaknya seorang diri.

Sebelum putusan keluar, sang mantan istri sempat meminta agar anak laki-laki mereka ikut dengannya. Namun pengadilan memutuskan semua anak tetap diasuh Huang. Bahkan ia sempat mengalami gangguan dari keluarga mantan istrinya yang datang ke rumah.

Situasi itu membuat Huang tak punya pilihan lain selain menitipkan anak-anaknya ke panti asuhan. Awalnya ia memilih panti asuhan di Kuala Lumpur, namun kini ia memindahkan mereka ke Anshun Jaz Home.

Ketiga anaknya sempat hanya mengikuti kelas gereja, bukan sekolah reguler. Ia berharap, dengan tinggal di panti asuhan yang lebih stabil, anak-anaknya bisa bersekolah di taman kanak-kanak dan sekolah dasar lokal.

Pihak panti asuhan juga menyatakan akan mengajukan permohonan ke Biro Kesejahteraan Sosial Malaysia agar anak-anak Huang bisa bersekolah secara resmi. Mereka juga akan menyediakan konseling psikologis bagi ketiganya agar tidak merasa kehilangan kasih sayang keluarga.

Bagi Huang, keputusan ini bukan tentang menyerah. Ia ingin memastikan anak-anaknya memiliki masa depan yang lebih baik. Meski jauh, ia berjanji akan rutin datang dari Kuala Lumpur untuk menjenguk mereka.

Di antara tangis sore itu, pelukan terakhir menjadi cara Huang menguatkan hatinya. Ia berharap kelak anak-anaknya akan mengerti, perpisahan ini adalah bentuk cinta seorang ayah yang tak punya banyak pilihan.