Infoberitadunia – Setidaknya 19 orang tewas dan 164 orang luka-luka ketika sebuah jet tempur latih Angkatan Udara Bangladesh jatuh di sebuah kampus di ibu kota Dhaka pada hari Senin (21/7) yang dilaporkan mengalami masalah teknis tak lama setelah lepas landas, kata seorang juru bicara militer.
Jet tempur F-7 BGI lepas landas pukul 13.06 waktu setempat dari pangkalan Angkatan Udara Bangladesh di Kurmitola, Dhaka. Ia sebagai bagian dari misi latihan rutin, tetapi mengalami kerusakan mekanis, kata juru bicara tersebut, Letnan Kolonel Sami Ud Dowla Chowdhury.
“Pilot … melakukan upaya yang berani untuk mengalihkan pesawat dari daerah padat penduduk. Meskipun telah berusaha sekuat tenaga, pesawat … menabrak gedung dua lantai milik Milestone School and College,” katanya.
Pilot tersebut termasuk di antara mereka yang tewas dalam insiden itu, kata militer, seraya menambahkan bahwa sebuah komite telah dibentuk untuk menyelidiki penyebabnya.
F-7 BGI adalah varian terakhir dan tercanggih dalam keluarga pesawat Chengdu J-7/F-7 China, menurut Jane’s Information Group. Bangladesh menandatangani kontrak untuk 16 pesawat pada tahun 2011 dan pengiriman selesai pada tahun 2013.
Chengdu F-7 adalah versi MiG-21 Soviet yang diproduksi berdasarkan lisensi.
KEBAKARAN, PUTUS ASA DI LOKASI KECELAKAAN
Video-video setelah kecelakaan menunjukkan kebakaran besar di dekat halaman rumput yang mengeluarkan kepulan asap tebal ke langit, sementara orang banyak menyaksikan dari kejauhan.
Petugas pemadam kebakaran menyemprotkan air ke puing-puing pesawat yang hancur, yang tampaknya menabrak sisi bangunan, merusak kisi-kisi besi dan menciptakan lubang menganga di struktur tersebut, menurut rekaman yang difilmkan oleh Reuters.
“Seorang siswa kelas tiga dibawa dalam keadaan meninggal dunia, dan tiga lainnya, berusia 12, 14, dan 40 tahun, dirawat di rumah sakit,” kata Bidhan Sarker, kepala unit luka bakar di Rumah Sakit dan Fakultas Kedokteran Dhaka, tempat beberapa korban dibawa.
Gambar-gambar dari lokasi kejadian juga menunjukkan orang-orang berteriak dan menangis sementara yang lain mencoba menghibur mereka.
Insiden ini terjadi lebih dari sebulan setelah sebuah pesawat Air India jatuh di atas sebuah asrama perguruan tinggi kedokteran di kota Ahmedabad, India, menewaskan 241 dari 242 orang di dalamnya dan 19 orang lainnya di darat.
Ia menandai bencana penerbangan terburuk di dunia dalam satu dekade.